Oleh : Radar Medan | 18 Okt 2025, 21:05:06 WIB | 👁 627 Lihat Opini
Keterangan Gambar : Bobby Ciputra Ketua Angkatan Muda Sosialis Indonesia (AMSI)
RADARMEDAN.COM - Sementara ribuan keluarga di Gaza masih tidur di reruntuhan, para pemimpin dunia berkumpul di Sharm El-Sheikh, resor mewah di pesisir Laut Merah dengan hotel bintang lima dan lapangan golf yang hijau di tengah gurun.
Apakah benar tokoh-tokoh ini begitu peduli pada Gaza yang sudah puluhan tahun diabaikan?
Ilusi Perdamaian dan Tata Kekuasaan Baru
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perdamaian pada 13 Oktober 2025 ini menghadirkan deretan nama besar: Donald Trump, Emmanuel Macron, Muhammad bin Salman, Recep Tayyip Erdogan, Tamim bin Hamad Al-Tsani, Raja Abdullah II, hingga Antonio Guterres.
Ini adalah upaya sistematis untuk menormalkan kembali hubungan Israel dengan negara-negara Arab di bawah payung kepentingan ekonomi bersama, mengabaikan akar persoalan utama: keadilan bagi rakyat Palestina.
Perdamaian yang ditawarkan adalah perdamaian yang telah dibeli, di mana rakyat Palestina hanya menjadi komoditas sampingan dalam negosiasi energi. Para elite global sejatinya sedang mengukir ulang tatanan kekuasaan di Timur Tengah pasca berbagai perang proksi dan pergeseran aliansi. Mereka merancang suatu sistem di mana mereka dapat mengontrol harga energi, mengamankan jalur dagang, dan meminggirkan pemain-pemain yang tidak kooperatif.
Inilah agenda besar tersembunyi di balik senyum-senyum diplomatik. Ini tentang jalur pipa gas dari Qatar ke Eropa yang harus melewati Gaza. Ini tentang Terusan Suez yang harus tetap aman untuk kepentingan energi global. Ini tentang restrukturisasi kapitalisme energi pasca Perang Ukraina.
Maka, Gaza bukan lagi sekadar isu perdamaian atas nama kemanusiaan, melainkan titik penguncian vital dalam tata kekuasaan baru. KTT Sharm El-Sheikh bukanlah momen perdamaian sejati, melainkan babak baru restrukturisasi geoekonomi Mediterania Timur.
Mesir, Suez, dan Gerbang yang Terlupakan
Ada alasan kuat mengapa KTT diadakan di Mesir, bukan di Jenewa atau New York. Mesir adalah kunci utama dalam permainan energi kali ini.
Pertama, Terusan Suez. Pendapatan Mesir dari Suez anjlok dari 10,25 miliar dolar AS pada 2023 menjadi hanya 3,99 miliar dolar AS pada 2024 — penurunan drastis sebesar 61%. Konflik regional membuat kapal-kapal memilih rute yang lebih aman meski lebih mahal.
Faktor utamanya adalah konflik regional dan tekanan keamanan di Selat Merah. Kelompok Houthi di Yaman melancarkan serangan terhadap kapal-kapal yang melewati jalur tersebut sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina, membuat lalu lintas kapal terganggu. Banyak kapal memilih rute memutar lewat Tanjung Harapan, Afrika. Presiden Mesir sendiri menyebut bahwa gangguan regional memicu kerugian sekitar 7 miliar dolar AS dari pendapatan Suez tahun 2024.
Mesir butuh stabilitas kawasan agar Suez kembali ramai. Mesir juga butuh investasi infrastruktur *liquefaction* untuk menjadi hub gas alam regional. Mesir memiliki lokasi strategis untuk menghubungkan Afrika, Timur Tengah, dan Eropa.
Kedua, Mesir adalah negara Arab terbesar yang memiliki hubungan damai dengan Israel sejak 1979. Mesir bisa menjadi mediator “netral” yang melegitimasi proyek pipa gas ini di mata dunia Arab.
KTT Sharm El-Sheikh adalah ajang *bargaining*. Amerika Serikat dan sekutunya menawarkan investasi energi kepada Mesir dengan syarat mendukung proyek pipa gas Qatar–Eropa serta membantu “menenangkan” Gaza.
Eropa Kedinginan, Qatar Tersenyum
Sejak Rusia menginvasi Ukraina, Eropa kehilangan 40% pasokan gas Rusia (melalui Nord Stream dan jaringan pipa) akibat sanksi dan pemangkasan kontrak. Harga LNG melonjak 300% antara 2021–2022. Negara-negara Eropa panik mencari pengganti Gazprom.
Qatar menguasai hampir 35% pangsa pasar LNG global. Saat ini, Qatar tengah menjalankan ekspansi besar-besaran kapasitas LNG dari 77 juta ton per tahun menjadi 142 juta ton per tahun pada 2030 — meningkat 85%.
Qatar berupaya mengunci pangsa pasar Eropa, terutama karena mereka fleksibel dalam ekspor LNG *spot* dan kontrak jangka pendek. Di sinilah Qatar muncul sebagai penyelamat. Eropa membutuhkan gas, Qatar punya gas. Tapi ada satu masalah: bagaimana mengirimnya dengan efisien dan murah?
Jawabannya adalah pipa gas bukan LNG yang harus didinginkan, dimuat ke kapal tanker, lalu dicairkan kembali. Pipa langsung dari Qatar ke Eropa akan menghemat biaya dan memastikan pasokan stabil.
Masalahnya, jalur pipa itu harus melewati wilayah yang sangat sensitif: Gaza, Palestina. Rutenya adalah dari Qatar ke Arab Saudi, ke Yordania, ke Gaza, ke Mediterania, ke Yunani, ke Italia, dan kemudian menyebar ke negara-negara Eropa.
Negara Eropa yang paling membutuhkan gas Qatar adalah Jerman, Italia, Prancis, dan Yunani — mereka yang paling terdampak hilangnya pasokan Rusia, dan yang paling agresif mendukung “perdamaian” Gaza.
Namun, untuk membangun pipa itu, Gaza harus “stabil”. Palestina harus bisa dikontrol. Mesir harus kooperatif. Israel harus merasa aman.
Perdamaian Tanpa Keadilan
Kehadiran Guterres hanya sebagai “stempel legitimasi” tanpa kekuatan riil. Sementara absennya Vladimir Putin (Rusia) serta Xi Jinping (Tiongkok) dalam konferensi perdamaian tersebut menunjukkan bahwa memang sedang terjadi perpecahan tatanan dunia.
Elite global tidak akan pernah memberikan perdamaian sejati secara sukarela. Perdamaian mereka adalah perdamaian yang melindungi privilese, yang menstabilkan akumulasi kapital, dan yang menormalisasi ketidakadilan struktural.
Perdamaian di Gaza membutuhkan dekolonisasi (pengembalian tanah dan sumber daya), redistribusi (kekayaan dari oligarki ke pekerja), demokratisasi (keputusan dibuat oleh rakyat, bukan elite), dan reparasi (pertanggungjawaban historis atas kolonialisme). Namun, tidak ada satu pun yang dibahas di Sharm El-Sheikh.
Mari kembali ke pertanyaan awal: mengapa perdamaian Gaza tiba-tiba jadi prioritas? Karena Gaza menghalangi proyek energi triliunan dolar.
Perdamaian tanpa keadilan adalah penindasan yang dilegitimasi. Sharm El-Sheikh bukan akhir sejarah ini adalah pertarungan yang berlanjut antara kapitalisme ekstraktif dan sosialisme ekologis.
Dalam lima tahun, kita akan melihat pipa gas kembali mengalir untuk Eropa, Gaza menjadi “damai” tapi tetap terjajah, dan dunia merayakan normalisasi sambil melupakan bahwa perdamaian ini dibeli dengan gas alam triliunan dolar.
Kiriman : Bobby Ciputra
Ketua Angkatan Muda Sosialis Indonesia (AMSI)/PE
RADARMEDAN.COM - Walikota Medan, Rico Tri Putra Bayu Waas angkat bicara terkait dana bantuan dari Bank Dunia sebesar Rp 1,5 triliun untuk program pengendalian banjir di Kota Medan. Ia membantah bahwa Pemerintah Kota (Pemko) Medan mengelola dana batuan tersebut.
Rico menjelaskan bahwa realisasi dana bantuan tersebut, mengelola adalah Balai . . .
RADARMEDAN.COM - Polda Sumatera Utara merilis perkembangan terbaru penanganan bencana alam di wilayah Sumut sejak 24 hingga 29 November 2025. Hingga pukul 09.00 WIB, tercatat 488 kejadian bencana alam meliputi tanah longsor, banjir, pohon tumbang, dan angin puting beliung yang tersebar di 21 wilayah hukum Polres jajaran.
Update Ddata terbaru, . . .
Tulisan Kiriman Hanina Afifah, Mahasiswi Ilmu Komunikasi USU
RADARMEDAN.COM - Bagi sebagian orang, bahkan mungkin Anda salah satunya, olahan herbal sering terdengar meragukan dalam mendukung pemulihan kesehatan. Namun, Michael Aditya (32) membuktikan lewat kisahnya. Tak pernah sebelumnya terlintas di benak pria asal Surabaya ini, . . .
RADARMEDAN.COM – Kapolrestabes Medan Kombes Jean Calvijn Simanjuntak dalam temu pers memberi penjelaskan kepada wartawan bahwa kasus pembakaran rumah seorang Hakim Pengadilan Negeri (PN) Medan di Komplek Taman Harapan Indah, Blok D No. 25, dipastikan merupakan aksi pembakaran berencana oleh mantan sopir korban. Hal itu disampaikan dalam . . .
RADARMEDAN.COM - Dalam era informasi yang berkembang sangat cepat dan luas, pejabat negara maupun swasta diingatkan untuk lebih selektif dalam memilih media yang dijadikan sumber informasi. Penting bagi pejabat negara untuk mengenali media dan jurnalis yang kredibel agar informasi yang diterima maupun disebarkan dapat . . .
RADARMEDAN.COM - Persaingan media online di Sumatera Utara kian dinamis. Berdasarkan hasil penelusuran dan pemeringkatan yang dilakukan hari ini (3/11/2025), tercatat 30 media online berkantor di Provinsi Sumatera Utara menjadi yang paling banyak dikunjungi pembaca sepanjang tahun 2025.
Dalam daftar tersebut, Tribun-Medan.com masih menempati . . .
RADARMEDAN.COM, BINJAI – Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Muhammad Bobby Afif Nasution menemui Sopian Daulai Nadeak, guru SMK Negeri 1 Kutalimbaru, Kabupaten Deliserdang, yang dilaporkan orang tua siswa ke polisi. Pertemuan berlangsung di rumah Sopian, di Binjai, Jumat (31/10/2025). Dalam kesempatan itu, Bobby menyampaikan harapannya agar . . .
RADARMEDAN.COM - Maxus Indonesia resmi meluncur di Medan melalui pameran dan konferensi pers yang digelar di Sun Plaza Mall, Jumat 31/10/2025. Pameran produk ini berlangsung hingga 2 November 2025 dan menjadi langkah perusahaan dalam memperluas jejaknya di wilayah Sumatera Utara, sekaligus menegaskan komitmen mendukung program kendaraan . . .
RADARMEDAN.COM - Sebanyak 53 orang Pejabat Fungsional diambil sumpah janji dan dilantik oleh Wali Kota Medan Rico Tri Putra Bayu Waas di ruang rapat III, Balai Kota, Rabu (22/10/25).
Para Pejabat Fungsional ini berasal dari berbagai perangkat daerah di lingkungan Pemko Medan.
Pelantikan dan pengambilan sumpah/ Janji Pejabat Fungsional . . .
RADARMEDAN.COM - Kapolda Sumatera Utara Irjen Pol Wisnu Hermawan Februanto, S.I.K., M.H., resmi melantik Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Dr. Jean Calvijn Simanjuntak sebagai Kapolrestabes Medan.
Upacara serah terima jabatan (Sertijab) berlangsung di Mapolrestabes Medan, Jalan HM Said, Kelurahan Sidorame Barat I, Kecamatan Medan Perjuangan, . . .