RADARMEDAN.COM, SAMOSIR - Kurang lebih 4 KM jalan ke Dusun 3 Batujagar Desa Pardomuan Nauli, Kecamatan Palipi hancur lebur diduga akibat lalu-lintas pengangkut material proyek dinas pariwisata Sappuran Pangaribuan.
Pada saat awak media online RADARMEDAN.COM, Minggu (28/11/2021) berkunjung ke dusun 3 Batujagar Desa Pardomuan Nauli Kecamatan Palipi kabupaten Samosir, sepanjang ruas jalan sulit dilalui.
Menurut keterangan warga setempat Usdin Situmorang, Demson Sitohang, sebelum pelaksanaan pembangunan objek berjalan di wisata Sappuran Pangaribuan para warga yang ada di dusun 3 Batujagar, kepala desa Pardomuan Nauli Parik Sinaga, Salah satu Koramil Palipi, Kabid Pengembangan Destinasi Pariwisata Polin Manurung, Togar Siboro, di undang oleh para kontraktor yakni: Lindon Sihombing, Jogar Simbolon, Duma br Gultom sebagai penanggung jawab proyek untuk berkumpul di rumah salah satu warga (Op. Liza br Nainggolan) "huta sosor harangan" dan saat itu juga peletakan batu pertama dilakukan.
Pada saat itu masyarakat bermohon kepada kontraktor, seketika berlangsung pelaksanaan pembangunan rabat beton di daerah objek wisata ini, agar akses jalan desa ini disisip jugalah dengan sertu/batu khusus jalan yang berlobang.
"Saat itu kami minta tolong agar jalan yang berlobang ditutup sertu, supaya kami tidang terganggu ke pekan dan juga anak- anak kami tidak susah untuk mengendarai sepeda motor saat pulang pergi ke sekolah. Dan saat itu juga para kontraktor berjanji untuk menutup semua jalan berlobang, namun kenyataannya janji itu tidak terealisasih sampai pembangunan 90 % selesai sehingga masyarakat resah bahkan sampai melarang para supir untuk mengangkut material ke proyek tersebut,"ujar warga.
Pihaknya senang apabila pembangunan ada di dusun tersebut apalagi objek wisata, namun kalau sepanjang jalan menuju objek ini menjadi rusak pihaknya tidak senang,
" Apalagi jalan ini terbentuk hasil dari tenaga kami untuk bergotong royong bukan karena alat berat dari pemerintah kabupaten Samosir, namun karena cangkol kami, itu membuat kami jadi tidak senang ketika dirusak," katanya.
"Kami berharap kalaulah objek wisata sappuran Pangaribuan mau dibangun secara terus menerus ruas jalan menuju objek juga tolong lah dibangun pemerintah Kabupaten Samosir. Untuk apa pembangunan objek sampai menghabiskan anggaran miliaran rupiah, namun jalan menuju akses amblas kurang lebih 4 KM itu omong kosong, seolah-olah pembangunan tanpa perencanaan atau hanya menghabiskan anggaran saja, apalagi dana yang 2,5 miliar untuk pengembangan jaringan air minum sepertinya sia-sia hanya menghabiskan anggaran juga. Karena pipanisasi air minum yang dibangun pada tahun sebelumnya masih aktif tidak ada masalah,"katanya.
Warga berharap jika ada pembangunan tempatkan lah pada skala prioritas dengan perencanaan yang benar supaya uang negara tepat pada sasarannya.
(Berman Situmorang/ PR)
TAG : samosir-toba-taput-humbahas