
RADARMEDAN.COM, LABUHANBATU - Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Bilah Hilir (SA) bersama suami (IN) diduga telah bersekongkol dalam kasus dugaan penipuan terhadap delapan guru honor inisial AD, ZA, JM, AY, SS, KL, R dan BK, modus rekrutmen Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K).
Keterangan yang disampaikan oleh salah seorang korban yang tidak ingin namanya ditulis, sejumlah uang yang mereka setor kepada Kepala Sekolah atas arahan IN, yang berstatus guru honor disana.
"Saya diperintahkan oleh bapak IN suami dari Kepsek untuk mentransfer uang ke rekening atas nama SA, pada tanggal 21 September 2022," sebut salah seorang guru honor.
Terpisah, salah seorang korban yang dikonfirmasi membenarkan kalau hal itu atas perintah IN dengan alasan guna pengawalan berkas
"Tadi sudah kutanya kawan satu lagi bang, yang menyuruh TF (transfer) itu pak IN untuk pengawalan berkas. Terus, dia (IN) mengirim nomor rekening Kepala Sekolah ke kawan itu dan bilang, transferkan aja ke nomor rekening ibu, penerima atas nama SA," ungkap korban, menirukan ucapan IN, Selasa (31/1/2023).
Sebelumnya, Kepala Bidang Pembinaan SMA Dinas Pendidikan Provsu, Basir Hasibuan kepada wartawan mengaku sudah mengetahui hal itu. Delapan guru yang diduga menjadi korban, sudah buat surat pernyataan bahwa tidak ada pengutipan yang dilakukan oleh kepala sekolah.
"Semalam saya di Rantauprapat, info terakhir, sudah dibuat gurunya pernyataan bermaterai tidak benar ada kutipan," ucap Basir melalui seluler, Rabu (25/01/2023).
Basir juga meminta agar awak media melakukan konfirmasi kepada Kepala Cabang Dinas (Ka Cabdis) Pendidikan Kabupaten Labuhanbatu, guna mendapatkan informasi sebenarnya terkait surat pernyataan tersebut.
Kepala Cabang Dinas (Ka Cabdis) Pendidikan Kabupaten Labuhanbatu Rahmat Rambe, saat dikonfirmasi hingga saat ini belum bersedia memberikan tanggapan.
Sementara, pada Kamis (19/01/2023) lalu, di salah satu kafe di Negerilama, Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Bilah Hilir SA, didampingi suaminya, IN, kepada wartawan mengatakan, uang yang mereka terima dari delapan guru yang nominalnya kurang lebih Rp 200 juta, sudah dikembalikan. Namun masih ada tersisa sejumlah Rp 80 juta lagi atau sekitar Rp 10 juta per orangnya.
IN berjanji, sisa nominal tersebut akan dikembalikan pada akhir February 2023 nanti. Namun katanya, hanya mampu mengembalikan sejumlah Rp 40 juta atau Rp 5 juta per orangnya.
Sebab kata IN, biaya mereka selama di Medan untuk 4 orang, diambil dari uang tersebut.
Terpisah, salah seorang guru yang tidak bersedia dituliskan identitasnya, mengaku pernah ke Medan selama satu hari. Namun biaya makan selama disana tidak sepenuhnya ditanggung oleh IN.
"Ada juga yang kami bayar masing-masing. Nginapnya pun semacam di wisma gitu, 1 kamar 4 orang. Kalau gak salah satu malam aja, pas baru nyampek aja. Karna sorenya langsung pulang," terangnya.
Sebelumnya diberitakan, sebanyak delapan guru honorer di SMA Negeri 2 Bilah Hilir, Kecamatan Bilah Hilir, Kabupaten Labuhanbatu, Sumatera Utara, diduga menjadi korban penipuan oleh Kepala Sekolahnya sendiri, untuk mengikuti seleksi P3K.
Keterangan yang disampaikan oleh salah seorang korban yang tidak ingin namanya ditulis, mereka diiming-imingi dapat mengikuti seleksi masuk P3K, dengan syarat harus melalui rekomendasi kepala sekolah.
Dengan merogoh kocek sebesar Rp35 juta per orangnya. Namun tak kunjung mengikuti seleksi P3K, delapan guru ini baru sadar telah menjadi korban dugaan penipuan oleh kepala sekolahnya sendiri.
"Awalnya kami dimintai uang Rp10 juta per orangnya. Beberapa saat kemudian pada bulan November 2023 kami dimintai lagi Rp 25 juta. Namun sampai saat ini tak satu orang pun yang mengikuti P3K," sebut salah seorang guru, didampingi rekannya.
Menurut korban, tujuh dari delapan korban bersedia untuk membuat surat pernyataan bahwa benar telah menjadi korban dugaan penipuan yang dilakukan Kepala Sekolah.
Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Bilah Hilir SA, saat dikonfirmasi melalui seluler, Rabu (18/1/2023) lalu, membantah telah melakukan penipuan.
Ia kemudian meminta agar langsung datang ke sekolah untuk konfimasi.
"Kalau bisa jangan ada lah berita, karna kita belum jumpa dan konfirmasi langsung," ujar SA. (BS)/PE
TAG : labuhan-batu,pendidikan