Sejumlah Pastor Terpapar Corona, Ini Video Penjelasan Keuskupan Agung Medan

By Radar Medan 20 Jul 2020, 15:55:26 WIB DAERAH

RADARMEDAN.COM - Keuskupan Agung Medan (KAM) melalui juru bicara Benyamin Purba OFM Cap dalam informasi melalui Komisi Komunikasi Sosial Keuskupan Agung Medan (19/7/2020) menginformasikan Uskup Agung Medan Mgr. Cornelius Sipayung, OFM Cap dan sejumlah  uskup lainnya positif Covid-19 usai menjalani PCR Test di Rumah Sakit Martha Friska.

Selain Uskup Agung Medan Mgr. Cornelius Sipayung OFM Cap, beberapa pastor lainnya di Keuskupan Agung Medan juga telah dinyatakan positif Covid dengan pemeriksaan PCR Test.

" Kita tau di Keuskupan Agung Medan, siang hari ada 16 orang, 3 orang bagian dapur, bagian keuangan 5 orang, bagian sekretariat 5 orang, tukang kebun satu orang dan satpam ada 2 orang. Penghuni siang malam, atau penghuni adalah Mgr. Kornelius Sipayung, Pastor Mikael Manurung, Pastor Borta Rumapea, Pastor Joni Turnip, Pastor Petrus Simarmata dan Pastor Fernandus Saragih," papar Pastor Benyamin Purba.

Tangal 13 Juli 2020 Mgr. Cornelius Sipayung masuk ke Elisabeth, 14 Juli 2020 pindah ke Martha Friska. Laporan kemarin kondisi stabil, mandi sendiri.

" Usai menjalani Test PCR yang dilakukan oleh pihak Rumah Sakit Martha Friska, yang disampaikan oleh dr Franciscus Ginting, beliau dinyatakan positif PCR," paparnya.

Lanjut Pastor Purba, ini bukan menakutnakuti, menggentarkan hati, tapi kita tahu. 

Lalu Dirumah Sakit Elisabeth,  Pastor Michael Manurung Vikjen kita, masuk 7 Juli 2020 yang juga Vikaris Jenderal (Vikjend) KAM Positif PCR, Pastor Borta Rumapea masuk 13 Juli 2020 PCR Positif, Melina Marbun masuk 13 Juli 2020, pemeriksaan PCR Positif, Pastor Romualdus 15 Juli 2020 PCR Posirif, serta Pastor Jody Turnip 16 Juli 2020 hasil pemeriksaan PCR Positif.

Satulagi belum ada hasil Nona Kristiana masuk 16 Juli 2020, pastor Petrus Simarmata dan Pastor Ferdinandus Saragih masih tinggal dikamarnya isolasi mandiri. Suster Emanuela juga masih isolasi mandiri. 

Ini informasi bagi kita untuk menolong kita karena virus ini begitu kencang, jadi bagi mereka yang bertemu sejak tanggal 1 Juli 2020 ini harap mengambil sikap sendiri, dan entah itu berkonsultasi dengan dokter setempat, kiranya dengan informasi ini kita berhati hati, bisa jadi mereka bisa jadi mereka di Pematang Siantar, di Parongil, Berastagi supaya kita cermati untuk kita cermati bukan menakuti nakuti, bukan mebuat kita cemas tapi kita waswas, karena bisa jadi mereka menjadi carrier, atau silent carrier pada waktu anda bertemu,yakni membawa kemampuan membawa dan menyebarkan virus. Inilah yang perlu kita ambil sikap. 

Wabah Corona menjadi ketakutan kita bersama, namun jangan sampai wabah ini merebut cara kita memanusiakan sesama. Selain mengedepankan aspek material seperti menjaga perilaku hidup sehat, mengenakan masker, menjaga jarak, bahkan peraturan Kota Medan 2 meter, cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, bisa jadi berolah raga rutin dan asupan giji tapi yang terpenting adalah aspek non material perlu dipelihara, seperti etika sosial kita terhdap sesama, yang tercermin dari sikap peduli sikap pengertian dan saling pengertian, sadar dengan lingkungan sosial kita.

"Corona mungkin bisa merenggut nyawa manusia, tapi ada satu hal yang tidak bisa direnggut olehnya kemanusiaan kita. Maka saudar-saudari umat Allah yang tercinta marilah kita menemani uskup kita, karya Allah empat pastor kita dalam doa kita," pungkasnya (hm)/PE

Tulis Komentar dengan Facebook

Tuliskan Komentar anda Dengan Account Facebook

Video Terbaru

View All Video